Sabtu, 20 Desember 2014

“Sentuhan Emas” Kisah Sukses Tony Fernandes

Mari kita berandai-andai. Jika seandainya usaha atau pekerjaan yang kita kerjakan selalu berhasil, selalu menguntungkan, selalu jadi, dan selalu memuaskan. Wah, pasti sangat menyenangkan sekali bukan? Tapi apakah ada orang yang punya kemampuan seperti itu? Mungkin kalau yang dimaksud adalah orang yang “bertangan dingin” yang tekun dan konsisiten melakukan sesuatu hingga berhasil, itu memang ada, salah satunya adalah pendiri maskapai penerbagan AirAsia, Tony Fernandes. Anthony Francis Fernandes, adalah seorang pengusaha sukses asal negeri jiran, yang namanya mulai banyak dikenal masyarakat, saat dia berhasil membawa maskapai penerbangan pemerintah Malaysia AirAsia yang diambang kebangkrutan, menjadi memasuki masa jaya. Sebelum melambungkan nama AirAsia, Tony Fernandez bekerja di Warner Music, dan sempat mencapai prestasi sebagai Manager Director termuda di perusahaan tersebut pada umurnya yang masih 27 tahun. Awal mula dia memutuskan untuk beralih dari bekerja di bidang musik untuk kemudian menjadi seorang pengusaha di bidang maskapai penerbangan adalah berawal dari tayangan iklan EasyJet di bar dan ketertarikannya kepada pesawat. Keputusannya untuk hengkang dari Warner Music didasari fakta yang kurang mengenakkan dari industri music. Pembajakan!

AirAsia yang pada tahun pertama beraksi dibawah komando Tony Fernandez (pada 2002) hanya mengangkut penumpang sejumlah 250.000 dan 200 staf, hingga pada tahun 2012 AirAsia tercatat memiliki 103 armada pesawat dan 10.000 staf serta memiliki target 32juta penumpang kedepannya. Singkat cerita, Tony berhasil “menyentuh” AirAsia yang semula adalah perusahaan penerbangan yang dililit utang banyak menjadi perusahaan yang menguntungkan.

Selain tercatat sebagai pemilik AirAsia, Tony Fernandez tercatat pula sebagai presiden klub sepak bola liga Inggris, Queens Park Rangers (QPR). Pada 18 Agustus 2011 Tony resmi menjadi pemegang mayoritas saham QPR setelah membeli 66% saham klub tersebut dariBernie Ecclestone. Selain sepak bola, Tony juga merambah bisnis berdasarkan hobinya yang lain yaitu pada bidang olahraga balapan mobil F1. Tony tercatat sebagai ketua Caterham Formula One Team yang turun ke arena balap dengan nama Lotus Racing (2010) atau Team Lotus (2011).

Sebelum kita membahas pesan tersembunyi di balik kesuksesan seorang pemilik bisnis penerbangan asal Malaysia ini, berikut adalah cerita tentang Raja Midas yang punya kemampuan apa pun yang disentuhnya bisa menjadi emas. Walau pun kisah Midas ini tidak teruji kebenarannya, namun kita tetap bisa mengambil pesan moral yang ada di baliknya.

Dahulu, negeri Yunani diperintah oleh seorang raja bernama Raja Midas. Waktu itu, di sana dewa-dewa masih tinggal di Gunung Olympus. Mereka tampan, cantik, anggun, dan sakti. Manusia biasa menaruh hormat dan sedikit takut pada mereka, kecuali Raja Midas. Raja yang periang ini tak pernah punya pikiran, bagaimana mungkin para dewa akan mencelakakannya.

Raja Midas suka sekali mengundang para dewa ke istananya untuk suatu perjamuan. Raja Midas sangat tertarik melihat penampilan para dewa yang anggun, cantik, gagah, tampan, dan sakti itu. Raja Midas lupa, kesaktian para dewa mungkin bisa membuatnya celaka. Suatu malam Raja Midas menjamu Dewa Bacchus, Dewa anggur dan Dewa hutan serta beberapa gembala. Karena puas, Dewa Bacchus berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan Raja Midas.

Menjamu tamu-tamu terhormat seperti itu membutuhkan biaya banyak, jadi Raja Midas berharap apapun yang disentuhnya dapat berubah menjadi emas. “Dengan demikian aku tak akan kehabisan uang,” pikirnya. Dewa Bacchus mengabulkan permintaannya. Mula-mula Raja Midas merasa senang. Disentuhnya bunga-bunga di taman istana dan bunga-bunga itu pun berubah menjadi emas. Dia Menyentuh semak-semak, pohon-pohon, serta dinding istana. Semuanya berubah menjadi emas berkilau. Tapi ketika Raja Midas lapar, dan ingin bersantap, apapun yang disentuhnya jadi emas. Paha kalkun, ayam panggang, apel, anggur, semuanya jadi emas. Raja Midas tidak bisa makan. Putri kesayangannya berlari masuk ruang makan, dan memeluk baginda untuk mengucapkan selamat pagi, dia pun berubah menjadi patung emas!

Tony memang memiliki keahlian dalam mengelola sebuah bisnis, tapi dia bukan Raja Midas yang punya kemampuan mengubah apa pun menjadi emas dengan menyentuhnya. Itu artinya peluang untuk tidak berhasil dalam usaha apa pun memang selalu ada, demikian juga peluang untuk berhasil juga ada. Dalam “menyentuh” AirAsia Tony memang berhasil, namum di bidang lainnya seperti mengelola klub sepak bola Queens Park Rangers (QPR) dan di arena balap F1 dengan Lotus Racingnya, belum sepenuhnya bisa dikatakan berhasil.

Yang terpenting adalah bukan semua yang kita “sentuh” bisa menjadi “emas”, melainkan ada yang menjadi “emas” dari yang kita “sentuh”. Belajar dari kisah sukses Tony Fernandez, untuk berhasil dalam bidang yang kita geluti – termasuk dalam berkarier – adalah melakukannya dengan sepenuh hati dan yakin bahwa apa yang kita usahakan itu akan berhasil. Lalu lakukan dengan konsisten walau pun harus bertemu dengan banyak kesulitan. Kalau pun harus berhenti, itu bukan karena menyerah, melainkan karena sudah berhasil dan ingin “menyentuh” bidang lainnya menjadi “emas”. Satu hal lagi, sentuhlah apa pun yang Anda lakukan dengan Sentuhan Cinta!