Jumat, 14 Mei 2010

MELEWATI SATU GARIS


Tahukah Anda bahwa di dunia ini ada satu garis yang jika kita bisa melewatinya, maka segalanya akan berubah, segalanya akan berbalik?
Segala yang dahulu sulit, ketika kita melewati garis intu berbalik menjadi mudah?
Segala yang dulu harus membayar mahal malah justru dibayar mahal.
Apakah garis itu?
Maukah Anda melewatinya?

Anda bisa menyebutnya garis kesuksesan, garis popularitas atau garis eksistensi.
Siapapun yang berhasil melewati garis ini, maka segalanya akan berbalik.

Zidane, ketika kecil sangat suka main sepak bola. Tapi ia tidak punya sepatu bola. Keluarganya adalah keluarga imigran yang termasuk kelompok bukan keluarga berada, sehingga sulit untuk membeli sepatu bola. Suatu saat ayahnya memaksakan diri membeli sepatu bola dan memberi Zidane spirit tambahan untuk sukses. Akhirnya Zidane menjadi pemain sukses dunia.
Ketika Zidane masuk ke garis kesuksesan apa yang terjadi? Ia menjadi kaya raya, dan bisa membeli sepatu merk apapun. Tapi anehnya justru ketika kaya raya, ia dibayar untuk memakai sepatu terbaik. Lucu bukan? Ketika ia tidak mampu membeli, tidak ada yang mau memberinya sepatu, ketika ia mampu dan kaya raya justru orang berebut memberinya sepatu dan berani membayarnya jika ia memakai sepatu tersebut.
Itu karena Zidane sudah melewati garis kesuksesan, garis popularitas dan eksistensi.

Pengusaha juga begitu.
Ketika kita mulai usaha, sulitnya bukan main. Pinjam uang 10 juta di bank saja prosedurnya bermacam-macam. Tapi kalau sudah sukses, justru bank yang datang. Bahkan bisa memberi pinjaman miliaran tanpa bertele tele.
Kenapa? Karena kita sudah melewati garis kesuksesan dan eksistensi.
Makanya seringkali pinjam uang 10 miliar di bank prosedurnya lebih mudah daripada pinjam uang 10 juta.

Penulis juga begitu. Ketika memulai kita mengirimkan naskah ke mana-mana. Susah benar cari penerbit. Tapi begitu eksis, maka berbondong-bondong penerbit menawarkan diri. Bahkan ada yang berani bayar royalti di muka.

Cara kerja dunia ini memang aneh.
Yang miskin susah beli sepatu, yang kaya raya malah dibayar pakai sepatu.
Yang miskin susah pinjam duit yang berlebihan uang malah dapat banyak tawaran uang.
Sebenarnya ada logika dari keanehan tersebut tapi saya tidak mau membahas lebih detail tentang itu.

Pertanyaannya sederhana?
Apakah Anda ingin dibelakang garis kesuksesan, atau ingin sukses.
Apakah ingin eksis atau tidak?
Jika ingin mendapat segala kemudahan tersebut kita harus berjuang untuk mendapatkannya.
Kita harus berjalan atau berlari menuju garis tersebut.
Banyak orang yang hidupnya hanya menyususri garis tersebut tanpa pernah melampauinya.
Pilihan ada di tangan kita!

Tidak ada komentar: